Siapa Ratu Suthida, Istri Raja Thailand yang Jarang Muncul?
10 Mei 2023, 08:44:27 Dilihat: 6818x
Jakarta, Universitas Narotama -- Kali ini, ia membawa serta istri sahnya, Ratu Suthida, dalam acara penobatan Raja Charles di London, Inggris, Sabtu, (6/5/2023).
Hal ini mengundang perhatian lantaran keduanya jarang sekali terlihat di publik bersama. Dalam momen itu, keduanya pun terlihat serasi meski acap kali didera isu perselingkuhan.
Ratu Suthida dipersunting oleh Raja Vajiralongkorn pada 2019 lalu setelah hubungan rumah tangga sang Raja kandas sebanyak tiga kali. Mereka resmi menikah setelah tiga tahun wafatnya ayah Raja Vajiralongkorn, Raja Bhumibol Adulyadej.
Ratu Suthida yang lahir 3 Juni 1978 merupakan mantan pramugari maskapai Thai Airways. Sebelum menikah, wanita berdarah Tionghoa Hokkian memiliki nama lengkap Suthida Tidjai.
Latar belakang Ratu Suthida tidak banyak diulas media-media lokal. Hanya disebut bahwa tahun 2010, dia mulai bergabung dengan militer Thailand dengan pangkat Letnan Dua.
Pada Agustus 2014 lalu, ketika Raja Vajiralongkorn masih menjadi Putra Mahkota, Ratu Suthida ditunjuk menjadi Wakil Komandan Unit Pengawal Putra Mahkota Kerajaan Thailand.
Saat Raja Vajiralongkorn menerima tahta pada 2016 lalu, beliau menujuk Ratu Suthida sebagai Komandan Unit Operasi Khusus Pengawal Kerajaan dan menaikkan pangkatnya menjadi Jenderal, secara penuh, pada militer Kerajaan Thailand.
Kemudian pada tahun 2017, Ratu Suthida ditunjuk menjadi Wakil Komandan Pengawal Elite Raja Thailand. Pada tahun yang sama, dia diberi gelar bangsawan 'Thanpuying'.
Sementara itu, Raja Vajiralongkorn sendiri disebut-sebut merupakan raja terkaya di dunia. Mengutip South China Morning Post (SCMP), Desember lalu, beliau diyakini memiliki kekayaan mencapai US$ 43 miliar atau sekitar Rp 627 triliun.
Dalam sejumlah laporan media, ia disebut mengalihkan semua kepemilikan di perusahaan besar yang dikenal dengan Biro Properti Mahkota (Crown Property Bureau/CPB) ke kepemilikan pribadinya.
Ini adalah sebuah perusahaan induk rahasia yang sarat dengan saham di perusahaan blue-chip Thailand dan tanah utama di jantung kota Bangkok. Investasi terbesar biro ini ada di Siam Commercial Bank dan Siam Cement Group, industri konglomerat yang memegang 34% saham senilai US$ 8 miliar pada akhir tahun 2019 lalu.
Pengalihan itu, tulis Reuters, memberinya kendali atas lebih banyak kekayaan daripada kekayaan kerajaan manapun. Baik Raja Saudi, Sultan Brunei, dan gabungan keluarga kerajaan Inggris Aset, yang secara konservatif bernilai US$ 70 miliar.