Bandara Eropa Banjir Penumpang, Antre Mengular Bikin Kapok
24 Juni 2022, 14:38:02 Dilihat: 367x
Jakarta, Universitas Narotama -- Setelah dua tahun pandemi Covid-19, bandara-bandara di Eropa kini mulai kembali dibanjiri penumpang. Antrean pun terlihat mengular hingga penumpang mengaku kapok bepergian melalui jalur udara.
Seorang penulis buku resep masakan, Marlena Spieler, merupakan salah satu penumpang yang menumpahkan amarahnya setelah terbang dari Stockholm ke London.
Ia sempat menunggu di pos pemeriksaan paspor selama tiga jam. Setelah itu, Spieler juga membutuhkan waktu setidaknya satu setengah jam untuk mengambil koper.
Menurutnya, area pengambilan bagasi kala itu "Menggila. Banyak koper beredar di mana-mana."
"Sejujurnya, saya memikirkan hidup saya. Apakah saya kuat untuk melewati itu?" kata Spieler melalui surat elektronik kepada Associated Pres.
Salah satu warga dari Australia, Liz Morgan, tiba juga menceritakan pengalamannya ketika berada di Bandara Schiphol, Amsterdam. Ia tiba setengah jam lebih awal dari penerbangannya ke Athena.
Namun, ia masih "menyaksikan" betapa ramai antrean dari terminal hingga ke tenda besar di jalanan luar.
"Ada lansia yang mengantre. Ada anak-anak, bayi. Tidak ada air dan yang lainnya. Tidak ada peringatan, tidak ada bantuan, tidak ada toilet," kata Morgan.
Morgan juga mengatakan masyarakat tak bisa ke toilet karena "jika Anda keluar dari antrean, Anda kehilangan tempat [antrean] Anda."
Untuk mengatasi lonjakan ini, pihak Bandara Schiphol mengatakan mereka membatalkan sejumlah penerbangan.
Mereka kewalahan karena harus menangani ribuan warga, padahal staf keamanan kurang akibat pemecatan saat pandemi Covid-19.
Sementara itu, antrean pemeriksaan keamanan di Bandara Arlanda Stockholm juga melonjak, membuat penumpang harus tiba lima jam sebelum keberangkatan.
Di Bandara Heathrow, Inggris, banyak barang tak diambil penumpang. Pihak bandara menyatakan ada gangguan teknis dalam sistem bagasi sehingga penumpang memilih untuk meninggalkan barangnya.
Mereka lantas meminta maskapai memangkas sepuluh persen penerbangan mereka di dua terminal pada Senin (19/6).
CEO Advantage Travel Group, Julia Lo Bue-Said, mengungkap kebanyakan masalah ini terjadi karena "masyarakat kembali bepergian."
Sementara itu, bandara sedang mengalami kekurangan staf. Mereka juga harus melatih pekerja yang baru direkrut. Pelatihan karyawan itu pun harus dilakukan langsung, tak bisa secara virtual.
"Pilot harus hadir untuk mengoperasikan pesawat. Kru kabin harus hadir. Kami harus memiliki orang yang memasukkan bagasi dan menolong penumpang," tuturnya.