Survei IPI: Kurikulum Merdeka Ala Nadiem Bermanfaat
20 Juni 2022, 08:54:05 Dilihat: 402x
Jakarta, CNN Indonesia --
Hasil Survei Indikator Politik Indonesia menyatakan kebanyakan masyarakat merasa program Merdeka Belajar melalui Kurikulum Merdeka dan plaftorm Merdeka Mengajar bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Diketahui program ini dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim. Program diluncurkan melalui beberapa tahapan hingga saat ini.
"Beberapa program merupakan unggulan Kemendikbudristekdikti tampak dievaluasi positif terutama untuk yang mengetahui program tersebut. Yaitu Asesmen Nasional, Bos Langsung ke sekolah PPDB Fleksibel, KIP Kuliah Merdeka, Hak Belajar Tiga Semester, dan program-program Kurikulum Merdeka dan Merdeka Mengajar," kata peneliti senior Indikator Politik Indonesia Rizka Halida dalam konferensi pers, Minggu (19/6).
Dari hasil survei yang dilakukan, terdapat total 82,1 persen responden yang menyatakan kurikulum Merdeka bermanfaat. Jumlah itu terbagi dalam 18,8 persen masyarakat menilai sangat bermanfaat dan 63,3 persen lainnya cukup bermanfaat.
Sementara, hanya 4,5 persen masyarakat yang menilai kebijakan ini kurang bermanfaat, 0,4 persen menilai sangat tidak bermanfaat dan 13 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
Kemudian dari hasil survei ini terdapat juga 63,9 persen masyarakat yang menilai platform Merdeka Mengajar cukup bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kemudian 16,2 persen lainnya menyatakan platform ini sangat bermanfaat.
Hanya 4,5 persen responden yang menyatakan kebijakan ini kurang bermanfaat dan 0,3 persen lainnya menyatakan sangat tidak bermanfaat. Sementara, 15,1 persen responden lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
Kurikulum Merdeka adalah paket kebijakan yang diterbitkan Nadiem Februari lalu. Di mana kegiatan belajar dirancang menjadi lebih fleksibel melalui beberapa opsi.
Opsi pertama, sekolah akan diberikan kebebasan dalam menentukan kurikulum sesuai dengan kesiapannya masing-masing. Sekolah diperbolehkan tetap menggunakan kurikulum 2013 bila belum merasa nyaman melakukan perubahan.
Opsi kedua, Nadiem mengimbau sekolah yang ingin melakukan transformasi namun belum siap dengan perubahan besar, diperkenankan memilih kurikulum darurat.
Sementara opsi terakhir, sekolah yang menginginkan dan siap dengan perubahan, diperbolehkan menggunakan kurikulum Merdeka.
Sebagai informasi, Survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan melalui metode random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of eror) kurang lebih 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Total ada 1.520 orang yang dijadikan sebagai sampel dalam survei tersebut. Peneliti menggunakan teknik wawancara tatap muka untuk mengumpulkan data. Di mana para narasumber tersebar di seluruh Indonesia dan berumur 17 tahun atau lebih ketika survei dilakukan.
Responden diklaim terdistribusi secara proporsional dan diwawancarai oleh pewawancara yang dinilai terlatih. Selain itu, survei juga diklaim telah melalui proses quality control terhadap hasil wawancara. Secara random, 20 persen responden dari keseluruhan didatangi ulang oleh supervisor untuk dilakukan pengecekan.