Jakarta, -- Pemerintah kembali menawarkan instrumen Surat Berharga Negara (SBR) berupa Savings Bond Ritel seri SBR011. Surat utang tersebut ditawarkan untuk jangka waktu dua tahun dengan tingkat kupon atau bunga mengambang.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Kemenkeu Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman menyebut SBR011 akan memasuki masa penawaran pada 25 Mei hingga 16 Juni 2022.
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis, Jumat (27/5), penawaran dilakukan kepada investor individu secara online (e-SBN).
SBR011 adalah obligasi negara tanpa warkat, tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, serta tidak dapat dicairkan hingga jatuh tempo kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption).
Obligasi ritel ini jatuh tempo pada 10 Juni 2024 dengan tingkat kupon mengambang mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day Reserve Repo Rate.
Adapun tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama 22 Juni 2022 hingga 10 September 2022 adalah sebesar 5,5 persen berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon, yaitu 3,5 persen ditambah spread tetap 200 bps (2 persen).
Tingkat kupon berikutnya disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Tingkat kupon 5,5 persen adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
Investor yang berminat dapat melakukan pemesanan minimal sebesar Rp1 juta dan maksimal sebesar Rp2 miliar. Pembayaran kupon akan dilakukan pada setiap tanggal 10 dengan pembayaran kupon pertama kali pada 10 Agustus 2022.
Sementara, periode pengajuan early redemption dibuka pada 26 Juni 2023 hingga 4 Juli 2023 dengan nilai maksimal sebesar 50 persen dari transaksi pembelian.
Saat ini, SBR011 dapat dibeli melalui 28 mitra distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik (layanan online).
Mitra-mitra distribusi tersebut, yakni BCA, Bank Mandiri, BNI, Bank Permata, BRI, BTN, Bank Maybank Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Mega, Bank OCBC NISP Tbk, Panin, Bank DBS Indonesia, dan Bank HSBC Indonesia.
Kemudian, Bank UOB Indonesia, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia, Bank Victoria International, Standard Chartered Bank.
Selanjutnya, Trimegah Sekuritas Indonesia, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Investree Radhika Jaka (Investree), Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku), Bareksa Portal Investasi, Star Mercato Capitale (Tanam Duit), dan Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+), serta PT Lunaria Annua Teknologi (Koinworks) dan Bibit.