Jakarta, Universitas Narotama -- Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menuduh Amerika Serikat merekrut sejumlah kelompok teroris, termasuk ISIS, untuk bertempur di Ukraina, Sealsa (19/5).
"Amerika Serikat secara aktif merekrut anggota dari organisasi teroris internasional, termasuk kelompok Negara Islam (ISIS) yang dilarang di Federasi Rusia, sebagai tentara bayaran untuk berpartisipasi dalam pertempuran di Ukraina," demikian pernyataan SVR, dikutip dari Russia Today.
"Amerika Serikat siap menggunakan apa pun untuk mencapai tujuan geopolitik mereka, termasuk mendukung kelompok teroris internasional," lanjut pernyataan itu.
Sebagaimana diberitakan Russia Today, SVR menuding pangkalan militer AS di Suriah, yang dikenal sebagai al-Tanf, sebagai salah satu markas teroris. Pangkalan tersebut berada dekat dengan perbatasan Yordania dan Irak.
Menurut keterangan SVR, markas tersebut dinilai mampu menampung 500 anggota ISIS dan jihadis lain untuk berlatih.
SVR juga mengklaim pada bulan lalu, sebanyak 60 militan ISIS yang baru dibebaskan dari penjara kekuasaan Kurdi Suriah, telah dipindahkan ke al-Tanf dengan maksud bakal ditempatkan ke Ukraina.
Tak hanya itu, SVR mengatakan bahwa militan di al-Tanf diajarkan menggunakan sistem rudal anti-tank, pengintaian dan serangan drone, teknologi komunikasi, pun peralatan pengawasan.
SVR kemudian menyimpulkan laporan mereka dengan mengatakan administrasi Amerika tidak memikirkan dampak dari aksi mereka itu.
Sementara itu, penempatan pasukan Amerika di pangkalan al-Tanf, Suriah, telah lama dinilai ilegal oleh Moskow dan Damascus.
AS sendiri sempat berjanji pasukannya bakal meninggalkan wilayah tersebut, tetapi hanya bila militan ISIS kalah dan masyarakat Kurdi mendapatkan perlindungan.