Rusia Bakal Ganti Mata Uang di Kherson Ukraina Pakai Rubel
28 April 2022, 14:10:43 Dilihat: 401x
Jakarta, Universitas Narotama -- Rusia dilaporkan bakal mengubah mata uang di wilayah Ukraina yang telah mereka kuasai, Kherson, dengan rubel mulai 1 Mei mendatang.
"Mulai 1 Mei, kami mengubah ke mata uang rubel," kata wakil kepala administrasi militer-sipil Kherson, Kirill Stremousov, kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti.
Stremousov menyampaikan, transisi mata uang ini bakal dilakukan secara bertahap. Pertama, mereka bakal memasuki masa transisi, di mana rubel dan mata uang Ukraina, hryvnia, bakal dipakai bersamaan.
Setelah empat bulan masa transisi, Kherson disebut bakal memakai mata uang Rusia sepenuhnya.
"Lalu, kami akan seluruhnya mengalihkan pembelian dalam rubel," tutur Stremousov.
Rusia memang sudah menguasai wilayah Kherson beberapa waktu lalu, kemudian menunjuk pemerintah "boneka" baru di sana.
Ukraina mengakui bahwa Rusia memang sudah menguasai Kherson. Namun, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko, mengklaim bahwa Rusia belum bisa menggelar referendum di sana.
"Mereka tidak bisa mengadakan referendum tiruan, seperti yang mereka lakukan pada 2014 di Luhansk dan Donetsk, karena mereka menyadari mereka tidak memiliki banyak masyarakat penting [untuk mendukung mereka], bahkan untuk mengambil gambar demi televisi," katanya.
Ia juga menilai pejabat Rusia sulit mencari banyak orang untuk memfasilitasi pemungutan suara di Kherson. Dua pejabat Kherson juga mengatakan kepada CNN bahwa pasukan pro-Rusia kesulitan melangsungkan referendum terencana.
Walau tak ada referendum di Kherson, Ukraina mengakui Rusia memang sudah menempatkan pemerintahan baru di kawasan itu. Konfirmasi ini disampaikan oleh Hennadii Lahuta, administrator regional Kherson dari Ukraina.
Lahuta menyampaikan, penempatan pemerintahan baru tersebut terjadi kurang dari 24 jam setelah pasukan Rusia menguasai Kherson.
Ia juga menuturkan, Wali Kota Kherson versi Rusia dijabat oleh Volodymyr Saldo, sementara Kepala Administrasi Kota Kherson dipegang oleh Oleksandr Kobets.
Saldo sendiri merupakan mantan wali kota Kherson yang sempat dituduh bekerja sama dengan pihak Rusia.
CNN belum menerima respons dari pihak Saldo terkait kabar ini. CNN juga tak dapat menghubungi Kobets.