China Eastern Airlines Disebut Jatuh Menukik 6.000 Meter dalam 1 Menit
22 Maret 2022, 10:29:53 Dilihat: 332x
Jakarta, Universitas Narotama -- Pesawat China Eastern Airlines MU5735 diduga jatuh menukik vertikal ribuan meter dalam 1 menit sebelum menghantam perbukitan di desa dekat kota Wuzhou, Guangxi, pada Senin (21/3).
Hal tersebut berdasarkan laporan media lokal yang merilis sebuah video diduga merekam penampakan pesawat Boeing 737-800 itu detik-detik sebelum menghantam daratan.
Dalam video pemantau yang tersebar di media sosial, terlihat sebuah benda diyakini pesawat MU5735 jatuh vertikal dengan cepat ke area hutan di perbukitan. Namun, AFP masih belum bisa memverifikasi video tersebut.
Menurut Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) pesawat itu lepas landas dari Kota Kunming pukul 13.11 waktu setempat. Namun, mereka kehilangan kontak saat pesawat berada di wilayah udara kota Wuzhou, Guangxi.
Menurut data FlightRadar24, pada pukul 14.20 pesawat menukik tajam dari ketinggian 8,8 km atau 29.100 kaki menjadi 2,3 km atau 7.850 kaki hanya dalam waktu satu menit.
Jika terkonfirmasi, pesawat yang mengangkut total 132 orang itu jatuh 6.500 meter (6,5 km) hanya dalam 60 detik.
Kemudian sekitar 2 menit 15 detik setelahnya pesawat ada di ketinggian 2,7 km atau 9.075 kaki.
Lalu pesawat itu berusaha naik sebentar sekitar 20 detik, tapi akhirnya jatuh saat berada pada ketinggian 0,98 km atau 3.225 kaki.
Setelah pukul 14.22 waktu setempat tak ada lagi data penerbangan yang berkaitan dengan maskapai tersebut.
Pesawat China Eastern Airlines seharusnya mendarat di Guangzhou pada pukul 15.05 waktu setempat, namun tidak terjadi karena mengalami kecelakaan. Hingga kini, pihak berwenang memastikan tidak ada tanda-tanda penumpang yang selamat dalam insiden itu.
Namun, belum ada keterangan resmi soal jumlah korban meninggal dalam tragedi tersebut.
Kecelakaan pesawat seperti ini pada umumnya melibatkan banyak faktor. Para ahli memperingatkan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan terkait potensi penyebab insiden terjadi, terutama mengingat langkanya informasi yang tersedia hingga saat ini.
Meski begitu, pihak berwenang menuturkan akan memeriksa puing-puing pesawat dan mencari kotak hitam yang merekam segala data penerbangan guna mencari faktor-faktor penyebab kecelakaan terjadi.
Di saat bersamaan, China Eastern Airlines turut menangguhkan seluruh pesawat Boeing 737-800 milik maskapai yang berjumlah ratusan. Sementara itu, pihak Boeing juga telah menyatakan bersedia bekerja sama membantu penyelidikan kecelakaan tersebut.
Menanggapi insiden tersebut, Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang mendesak agar penyelidikan serius dilakukan, mengambil tindakan tegas untuk memperkuat sistem keamanan dan merilis informasi akurat di waktu yang tepat.
Sejak satu dekade terakhir, keselamatan industri penerbangan China termasuk yang terbaik di dunia.
Aviation Safety Network mencatat kecelakaan pesawat terakhir di China terjadi pada 2010. Saat itu, pesawat Embraer E-190 jatuh saat mendekati bandara Yichun. Sebanyak 44 dari 96 penumpang tewas.
Jauh sebelum itu, pada 1992, pesawat China Southern 737-300 yang terbang dari Guangzhou ke Guilin jatuh saat mendarat. Seluruh penumpang yang berjumlah 144, dilaporkan tewas.