Nadiem: Kampus Merdeka Beri Perbedaan Besar Pendidikan Tinggi Indonesia
19 Januari 2022, 09:43:00 Dilihat: 305x
Universitas Padjadjaran (Unpad) kedatangan tamu istimewa yakni Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, Senin (17/1/2022).
Saat berdialog dengan sivitas akademika Unpad, Menteri Nadiem mendengarkan berbagai pengalaman yang dirasakan oleh mahasiswa maupun dosen Unpad selama menjalankan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Adapun Nadiem Makarim berdialog langsung di hadapan 60 mahasiswa program MBKM Unpad serta rektor-rektor dari perguruan tinggi yang ada di Bandung.
"Saya ke sini untuk mendengar dan mencatat setiap masukan tentang MBKM. Interpretasi tiap mahasiswa bisa berbeda tentang program ini," ujar Mendikbud Ristek dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Nadiem, ada yang mendefinisikan MBKM agar bisa ikut pertukaran pelajar, ada yang menginterpretasikan sebagai program untuk mendapatkan KIP Kuliah yang sekarang diperbesar untuk program studi mahal, bisa bermacam-macam.
"Tetapi itu semua tetap dalam kerangka Kampus Merdeka," terang Nadiem.
Dijelaskan, kebijakan program MBKM memberi perbedaan besar pada dunia pendidikan tinggi Indonesia. Di program ini, tidak hanya mahasiswa yang diberi kesempatan untuk belajar di luar prodinya, tetapi dosen juga berkesempatan untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya di luar kampus.
"Kalau kita tidak melakukan perubahan yang besar atau memukul gong perubahan yang dramatis, kita tidak akan bisa mengejar ketertinggalan," ucapnya.
Program yang ideal bagi mahasiswa
Salah satu peserta program MBKM Mahasiswa Mengajar, Yoga Asmara, dari Fakultas Hukum Unpad menyampaikan apresiasi kepada Mendikbud Ristek karena telah menginisiasi MBKM.
Menurutnya, secara konsep program ini sangat ideal bagi mahasiswa. Tetapi, Yoga menyebut masih ada hal-hal teknis dalam pelaksanaan MBKM belum sesuai dengan konsep yang disampaikan Mendikbud Ristek.
Untuk itu, Yoga ingin menggali lebih dalam sejauh apa Kemendikbud Ristek merencanakan program MBKM. Ia juga berharap program ini dapat terus berjalan meskipun Menteri Nadiem tidak lagi menduduki jabatannya saat ini.
Menteri Nadiem langsung menjawab pertanyaan itu, di mana program MBKM dirancang untuk mendorong pendidikan tinggi Indonesia tidak hanya mampu mengejar ketertinggalan tetapi juga menjadi contoh transformasi pendidikan tinggi bagi negara lain.
"Sepuluh tahun lagi orang-orang akan belajar transformasi pendidikan tinggi kita. Kita ingin menulis ulang sejarah transformasi pendidikan kita," tuturnya.
Mengenai jaminan keberlangsungan program, Mendikbud Ristek menyatakan bahwa program MBKM didesain agar sivitas akademika mempunyai rasa memiliki terhadap program tersebut.
Karenanya, Nadiem meminta para mahasiswa optimistis untuk terus melakukan gerakan yang menyebarkan manfaat program MBKM. Dengan adanya gerakan dari mahasiswa, maka program tersebut tidak akan pudar dan susah dihentikan.
"Jika banyak universitas yang bikin sendiri program MBKM, pemerintah tidak bisa menghentikannya. Karena itu inovasi yang datang dari universitas itu sendiri," jelasnya.
Harus jadi sumber daya manusia terbaik
Mahasiswa lain dari Prodi Kesejahteraan Sosial Fisip Unpad, Febria yang baru kembali dari Inggris karena mengikuti IISMA mengatakan, program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa mengembangkan diri melalui variasi program yang dirancang sedemikian rupa.
Namun demikian, ia mengamini fakta bahwa keadaan di lapangan belum tentu sesuai desain, di mana untuk melaksanakan MBKM, universitas bekerja sama dengan berbagai mitra.
Untuk itu, Febria ingin mendalami bagaimana cara Kemendikbud Ristek memastikan kualitas yang diberikan mitra sesuai dengan visi MBKM, yaitu memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat menjadi sumber daya manusia terbaik.
Pertanyaan itu pun langsung dijawab Nadiem. Menurutnya, jaminan sebuah program berkualitas atau tidak yang menentukan adalah mahasiswa sendiri.
Karena di setiap akhir program, selalu ada survei yang perlu diisi dengan jujur oleh mahasiswa untuk memberi umpan balik atas program yang dijalankan.
"Kalau dari kalian memberi rapot merah, maka kita akan setop perusahaan itu. Tapi kalau umpan baliknya hijau, tentu kita balik lagi ke perusahaan itu. Jadi kalau kalian tidak suka, kita kecilkan, tapi kalau kalian suka akan kita besarkan programnya," tandas Nadiem Makarim.