Warga Desak PM Inggris Mundur Usai Akui Pesta saat Lockdown
13 Januari 2022, 03:08:53 Dilihat: 315x
Jakarta, Universitas Narotama -- Warga Inggris di London mendesak Perdana Menteri Boris Johnson mundur dari jabatannya karena menghadiri pesta minum di Downing Street pada Mei 2020, atau saat Inggris sedang menerapkan lockdown ketat akibat gelombang pandemi Covid-19.
Desakan mundur itu terus disuarakan usai Boris Johnson menyampaikan permintaan maaf atas perbuatannya itu. Salah satu warga yang menginginkan Boris mundur adalah Anthony Robbins, pemandu wisata di London.
"Itu adalah permintaan maaf yang dipaksakan. Dari semua yang saya lihat, Boris Johnson melanggar aturan ketika kami semua harus mematuhi aturan itu," kata Anthony Robbins.
"Saya pikir tidak ada kesimpulan selain Boris Johnson melakukan hal benar dan mengundurkan diri," tuturnya.Vikaris atau pengganti pimpinan gereja, Majorie Brown, juga menyerukan hal serupa karena Boris Johnson dinilai telah kehilangan kepercayaan warga.
"Dia telah kehilangan hak moral untuk memimpin karena pemilih tak lagi percaya bahwa pemerintah mengatakan yang sebenarnya," ucap Brown seperti diberitakan AFP pada Rabu (12/1).
Sebelumnya, Boris Johnson mengakui menghadiri pesta minum di Downing Street pada Mei 2020. Saat itu, Inggris tengah menerapkan lockdown ketat akibat gelombang pandemi Covid-19.
Pengakuan itu diutarakan saat dipanggil parlemen Inggris meminta klarifikasi sang perdana menteri soal bocoran email sekretarisnya yang mengundang lebih dari 100 staf untuk menghadiri pesta di taman Downing Street pada Mei 2020.
"Saya menyadari amarah yang dirasakan banyak orang terhadap saya atas pemerintah yang saya pimpin ketika warga berpikir bahwa di Downing Street sendiri, aturan pandemi tidak diikuti dengan benar oleh para pembuat kebijakan," kata Boris Johnson, Rabu (12/1).
"Ya, saya pergi ke taman itu tepat setelah pukul 18.00 waktu setempat pada 20 Mei 2020 untuk berterima kasih kepada sekelompok staf sebelum kembali ke kantor saya 25 menit kemudian untuk melanjutkan kerja," paparnya menambahkan seperti dikutip Reuters.
Boris Johnson turut meminta maaf atas kelalaiannya itu melanggar aturan lockdown yang ia terapkan sendiri.
Menyikapi pengakuan dan permintaan maaf itu, Partai Buruh selaku oposisi mendesak Boris Johnson untuk mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban kelalaiannya.