Rusia Latihan Militer di Dekat Ukraina di tengah Rumor Rencana Invasi
24 Desember 2021, 09:57:20 Dilihat: 309x
Jakarta, Universitas Narotama -- Rusia menggelar latihan militer yang melibatkan ratusan pasukan terjun payung di dekat perbatasan Ukraina pada pekan ini.
Sekitar 1.200 pasukan dan lebih dari 250 kendaraan militer, termasuk pesawat, akan ikut dalam latihan militer ini.
Latihan ini akan dilakukan di lapangan pelatihan Crimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014 lalu, dan di dekat provinsi Krasnodar.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan tersebut akan melakukan simulasi merebut suatu daerah sebagai bentuk operasi ofensif.
Latihan ini dilakukan Rusia di tengah Amerika Serikat dan sekutu menuding Moskow tengah merencanakan menyerang Ukraina lagi pada awal 2022.
Rusia dikabarkan telah menempatkan ribuan pasukan di pos yang berada dekat dengan Ukraina. Rusia juga menuntut Ukraina agar tak diterima masuk ke NATO.
Sementara itu, Rusia menegaskan pihaknya tak berencana menginvasi Ukraina.
Penegasan ini disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, Kamis (23/12) saat diwawancarai surat kabar Jerman, Die Welt.
"Rusia tidak berencana menyerang negara mana pun. Saya bisa menjamin pada Anda bahwa tidak ada pasukan Rusia yang kini tengah bersiap menginvasi Ukraina," tutur Chizhov, dikutip dari Reuters.
Chizhov menyampaikan Rusia hanya ingin mendukung masyarakat Rusia dan warga lainnya di bekas pecahan Uni Soviet yang berbahasa Rusia.
Namun, Chizhov menekankan Moscow tak pernah ingin menggunakan kekuatan militer untuk melancarkan dukungan tersebut.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa pihaknya tak akan mundur dalam ketegangan yang terjalin antara negara itu dengan Amerika Serikat, Ukraina, dan NATO.
Bahkan, Putin mengatakan bahwa Rusia akan menanggapi dengan keras setiap eskalasi militer kecuali AS Cs "menghentikan tindakan agresifnya" terhadap Moskow.
"Rusia akan bereaksi keras terhadap langkah-langkah yang tidak bersahabat. Kami memiliki hak untuk melakukannya," kata Putin saat rapat dengan Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (21/12).