China Klaim Negara Demokrasi Terbesar di Dunia Kalahkan AS
07 Desember 2021, 11:28:13 Dilihat: 550x
Jakarta, -- Republik Rakyat China mengklaim sebagai negara demokrasi terbesar di dunia mengalahkan Amerika Serikat.
Mengutip Antara dalam buku putih Demokrasi China, sebanyak 900 juta lebih warga berpartisipasi memilih wakil untuk anggota kongres rakyat di tingkat kabupaten dan kota pada 2016 dan 2017.
Buku putih itu memuat bahwa hampir 2,48 juta orang dipilih secara langsung untuk mewakili kabupaten dan kota di kongres rakyat. Saat ini partisipasi masyarakat dalam pemilihan telah mencapai 90 persen.
Buku putih berjudul "Keberhasilan Demokrasi" tersebut diterbitkan dan diluncurkan oleh Kantor Informasi Dewan Pemerintahan China (SCIO) sejak Sabtu (4/12).
Peluncuran buku putih itu diklaim sengaja untuk mendahului pelaksanaan KTT Demokrasi yang digelar oleh Amerika Serikat pada Kamis (9/12) hingga Jumat (10/12).
Buku putih itu lebih menekankan kepemimpinan Partai Komunis China (CPC) dalam proses demokrasi di negara dengan populasi penduduk 1,4 miliar jiwa itu.
China mengklaim demokrasi negara itu lebih luas, lebih tulen, dan lebih efektif daripada demokrasi AS. Politikus AS mewakili kelompok kepentingan, tetapi Deputi Sekretaris Jenderal Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) Guo Zhenhua menyatakan, di China seluruh proses demokrasi menjamin perubahan kehidupan masyarakat.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian menambahkan, demokrasi dibangun berdasarkan sejarah suatu negara dan diadaptasi dengan situasi masyarakat setempat.
Buku putih itu lebih menekankan kepemimpinan Partai Komunis China (CPC) dalam proses demokrasi di negara dengan populasi penduduk 1,4 miliar jiwa itu.
China mengklaim demokrasi negara itu lebih luas, lebih tulen, dan lebih efektif daripada demokrasi AS. Politikus AS mewakili kelompok kepentingan, tetapi Deputi Sekretaris Jenderal Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) Guo Zhenhua menyatakan, di China seluruh proses demokrasi menjamin perubahan kehidupan masyarakat.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian menambahkan, demokrasi dibangun berdasarkan sejarah suatu negara dan diadaptasi dengan situasi masyarakat setempat.