Rusia Mulai Pengiriman Sistem Rudal S-400 ke India
23 November 2021, 08:56:46 Dilihat: 413x
Jakarta, Universitas Narotama -- Rusia mulai memasok sistem rudal S-400 ke India pada pekan lalu, kata Kepala Badan Kerjasama Militer Dmitry Shugayev.
"Pengiriman pertama sudah dimulai," kata Shugayev dalam sebuah pameran dagang kedirgantaraan di Dubai, dikutip dari Reuters.
Shugayev juga menyampaikan unit pertama dari sistem S-400 akan tiba di India pada akhir tahun.
Dalam kesepakatan yang diteken pada 2018, Rusia setuju menjual lima rudal S-400 jarak jauh kepada India bernilai $5.5 miliar (Rp78 triliun). India mengaku perlu sistem pertahanan udara itu demi melawan ancaman China.
Pembelian S-400 rudal dari Rusia pun membuat India terancam sanksi Amerika Serikat. AS memiliki undang-undang CAATSA yang dapat mencegah negara di dunia membeli alutsista dari Rusia.
Dalam CAATSA, AS menyebut Rusia sebagai musuh, berdampingan dengan Korea Utara dan Iran.
New Delhi mengklaim pihaknya memiliki kemitraan yang strategis dengan kedua negara. Namun, Washington meminta India tak mungkin mengabaikan sanksi CAATSA.
Tahun lalu, AS memberikan sanksi pada Turki karena membeli rudal S-400 dari Rusia. Sanksi ini menargetkan badan pengadaan dan pengembangan pertahanan utama Turki.
Tak hanya itu, AS juga membatalkan rencana penjualan jet tempur F-35 ke Turki.
Rusia bahkan menawarkan Turki bantuan mengembangkan jet tempur canggih setelah diputus AS, tetapi sejauh ini belum ada kesepakatan yang tercapai antara kedua negara.
"Kami masih dalam tahap negosiasi untuk proyek ini," kata Shugayev seperti dikutip kantor berita RIA.
Melansir Army Technology, S-400 adalah sistem rudal pertahanan udara yang dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau, Russia. Sistem pertahanan ini menggantikan sistem pertahanan udara S-300 dan S-200 milik Angkatan Darat Rusia.
Sistem rudal S-400 menggunakan empat jenis rudal baru selain rudal dari sistem S-300. Salah satu rudal dari sistem ini mampu menghancurkan target udara dalam jarak 250 km.
Rudal lainnya diklaim memiliki jangkauan 400 km dan menggunakan radar homing aktif untuk mencegat target udara pada jarak yang sangat jauh.