Iran Tangkap 10 Mata-mata Asing di Kota Pembangkit Nuklir
14 Oktober 2021, 08:49:56 Dilihat: 322x
Jakarta, Universitas Narotama -- Iran menangkap 10 orang yang diduga mata-mata asing di Provinsi Busherh pada Selasa (12/10).
Media pemerintah Iran, IRNA, melaporkan badan intelijen Iran menangkap 10 orang usai melakukan pengawasan "yang canggih dan berkelanjutan" di Provinsi Busherh, rumah pembangkit listrik tenaga nuklir Iran.
Iran tak menyebutkan negara mana saja yang terkait dengan orang-orang yang telah ditangkapnya, demikian dikutip dari Associated Press.
Iran menuturkan sepuluh orang itu bekerja untuk negara-negara di kawasan. Negara-negara itu diperkirakan juga bekerja untuk negara lain musuh Iran.
Peryataan Iran itu merujuk pada musuh bebuyutan Iran yakni Israel dan Amerika Serikat.
Diduga Teroris, Serangan Panah di Norwegia Tewaskan 5 Warga
Rusia Catat Rekor Kematian Covid-19 Dua Hari Berturut-turut
Dikutip Jerusalem Post, badan intelijen Iran mengatakan para intel itu mengumpulkan informasi dari pusat sensitif di negara tersebut melalui penduduk lokal yang tinggal dan bepergian di wilayah itu.
Pengumuman itu muncul di tengah ketegangan antara Iran dan Azerbaijan. Teheran menuduh Baku mengizinkan pasukan Israel menggelar latihan militer di sepanjang perbatasannya. Sementara Baku membantah tuduhan tersebut.
Azerbaijan diketahui menjadi salah satu sekutu Israel. Namun, sejauh ini belum jelas apakah, salah satu negara regional yang disebut Iran itu adalah Azerbaijan.
Penangkapan terduga mata-mata asing bukan kali pertama. Pada Juli lalu, Iran menyatakan pihak berwenang menangkap anggota kelompok yang terkait dengan badan intelijen Israel, Mossad, di tengah protes kekurangan air yang sedang berlangsung di wilayah barat daya negara itu.
Iran sesekali mengumumkan penahanan orang-orang yang disebut sebagai mata-mata asing termasuk dari AS dan Israel.
Pada Juli 2020, Iran mengeksekusi seorang mantan penerjemah yang dihukum karena memata-matai pasukannya untuk AS dan Israel. Ia disebut turut membantu menemukan lokasi keberadaan seorang jenderal top Iran, Qasem Soleimani, yang terbunuh dalam serangan drone AS beberapa waktu lalu.
Pada Februari 2020, pengadilan tinggi Iran mengonfirmasi telah menjatuhkan hukuman mati kepada salah satu warganya karena menjadi mata-mata untuk Badan Intelijen AS (CIA).
Iran menuduh ia membagikan rincian informasi mengenai program nuklir negara tersebut kepada agen mata-mata AS.
Dua tahun lalu, Iran juga mengatakan telah menangkap 17 warganya yang dituduh memata-matai situs nuklir dan militer Teheran untuk CIA. Beberapa dari mereka dilaporkan telah dijatuhi hukuman mati.