Pejabat AS Ungkap Kegagalan di Afghanistan, Dicap Memalukan
29 September 2021, 10:03:26 Dilihat: 342x
Jakarta, Universitas Narotama -- Sekretaris Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dalam Sidang Senat AS mengungkapkan kegagalan negaranya di Afghanistan.
Anggota Parlemen dari Partai Republik, Joni Ernst, menyebut kegagalan itu sesuatu yang memalukan bagi AS.
Austin mengatakan Pentagon benar-benar dikejutkan dengan fakta kejatuhan militer Afghanistan yang begitu mudah sebelum negara itu dikuasai kembali oleh Taliban.
"Kenyataan bahwa angkatan bersenjata Afghanistan, kami dan partner kami yang terlatih buyar begitu saja tanpa satu pun melepaskan tembakan. Itu membuat kami semua kaget," ujar Austin dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Militer Senat AS.
"Itu amat tidak jujur jika kami mengklaim sebaliknya," purnawirawan jenderal bintang empat itu menambahkan.
Taliban Ingin Terapkan Monarki hingga Vanuatu Takut Tenggelam
Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan Kepala Komando Pusat AS Jenderal Frank McKenzie mengakui kaget dengan pergerakan Taliban yang begitu cepat. Hal itu membuat sistem pertahanan AS dan militer Afghanistan kolaps, terutama di Kabul.
McKenzie dan Milley sempat mengusulkan kepada Presiden AS Joe Biden agar tetap menyisakan 2.500 tentara AS di Afghanistan. Namun, Biden menolak usulan dua komandan militernya.
Kegagalan AS di Afghanistan itu pun disebut politikus AS Joni Ernst memalukan bagi negaranya.
Keputusan Biden yang meneruskan kebijakan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, dianggap melukai pengorbanan AS di Afghanistan dan dinilai kemenangan politik yang terlalu murah. Trump sebelumnya menyetujui penarikan pasukan AS dari Afghanistan tanpa syarat.
Terlebih, penarikan pasukan AS tetap memakan korban 13 tentara mereka yang tewas akibat bom bunuh diri saat proses evakuasi di dekat Bandara Internasional Kabul oleh ISIS-K.
"Kehilangan anggota kami, pengabaian warga Amerika dan sekutu Afghanistan bulan lalu adalah penghinaan dan memalukan," kata Ernst.
Senator James Inhofe yang merupakan Ketua Panel dari Partai Republik menyebut sebagai kenyataan horor yang dibuat oleh presiden sendiri.
Sebelumnya, Biden melalui juru bicara Gedung Putih pun menyatakan bakal terjadi perang terbuka jika AS tetap menyisakan 2.500 tentara di Afghanistan.
"Kita bakal terlibat perang dengan Taliban," ujar juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pada Selasa (28/9).
Psaki melontarkan pernyataan ini setelah muncul desas-desus mengenai ketidakharmonisan antara Presiden Joe Biden dan para petinggi militer AS.