Pemerintah Tandingan Myanmar Disebut Tak Diundang ke Jakarta
23 April 2021, 09:00:01 Dilihat: 295x
Jakarta -- Pemerintah tandingan junta militer Myanmar dikabarkan tidak diundang untuk menghadiri KTT ASEAN di Jakarta yang membahas krisis di sana pasca kudeta.
Sejumlah sumber diplomat menuturkan bahwa sejauh ini tidak ada undangan yang disampaikan kepada pemerintah bayangan yang berisi para penentang kudeta itu.
Menurut sumber tersebut, saat ini fokus pertemuan ASEAN Leaders Meeting adalah mengajak militer Myanmar atau Tatmadaw berdialog dan menyerukan penghentian kekerasan terhadap warga sipil.
Brunei Darussalam, selaku ketua ASEAN tahun ini, dikabarkan telah mengirim undangan kepada seluruh pemimpin negara untuk hadir di pertemuan yang digelar di Jakarta pada 24 April mendatang itu.
Sejumlah diplomat mengatakan undangan juga disampaikan kepada pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. Meski begitu, belum jelas apakah Aung Hlaing akan hadir.
Pengamat politik internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengatakan secara de facto Tatmadaw memang pemegang kuasa pemerintahan Myanmar saat ini.
"Dan jika ASEAN memang ingin mencoba mengubah keadaan, mau tidak mau, ASEAN harus berhubungan dengan mereka (Tatmadaw). Pada saat pertemuan nanti, seluruh pemimpin negara ASEAN akan menjelaskan posisi mereka masing-masing terkait situasi di Myanmar," kata Rezasyah kepada CNNINdonesia.com.
Menurut Rezasyah, Brunei sebagai Ketua ASEAN tahun ini, memiliki kewajiban mengundang seluruh anggota blok negara Asia Tenggara itu untuk menghadiri setiap pertemuan, termasuk rapat darurat pada 24 April nanti.
"Meski pertemuan berlangsung di Jakarta sebagai tuan rumah sekretariat ASEAN, Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa, karena kita menghargai kepemimpinan Brunei," ujar Rezasyah.
Menurut sejumlah sumber diplomat yang mengetahui rapat ASEAN itu, pertemuan akan fokus membujuk junta militer Myanmar untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.
Kelompok aktivis Myanmar, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), melaporkan setidaknya 738 orang telah tewas akibat bentrok dengan aparat keamanan sejak kudeta berlangsung 1 Februari lalu.
Sumber tersebut mengaku pertemuan pemimpin ASEAN pada akhir pekan ini akan berlangsung "sangat berat" karena masih terdapat perbedaan pandangan antara masing-masing negara blok tersebut dalam melihat situasi di Myanmar.
Selain itu, KTT ASEAN Sabtu ini juga kemungkinan besar tidak akan dihadiri oleh seluruh pemimpin negara.
Sejumlah negara seperti Thailand sudah mengumumkan bahwa wakil perdana menteri sekaligus menteri luar negerinya, Don Pramudwinai, akan mewakili PM Prayut Chan-O-Cha dalam pertemuan di Jakarta nanti.
Prayut mengatakan beberapa negara ASEAN lainnya juga hanya akan mengutus menteri luar negerinya untuk menghadiri pertemuan khusus Sabtu ini.
"Undangan pertemuan telah dikirim oleh Brunei, Ketua ASEAN, tetapi kami tidak memiliki informasi spesifik terkait konfirmasi yang hadir atau siapa saja yang diundang," kata Assistant Director of the Community Relations Division of ASEAN Secretariat, Romeo Jr. Abad Arca, melalui pesan singkat.
Hingga berita ini diturunkan, perwakilan tetap Brunei untuk ASEAN, Emaleen binti Abdul Rahman Teo, juga tak segera membalas surat elektronik terkait permintaan detail soal ASEAN Leaders Meeting itu.
Sumber cnnindonesia.com