Partai Islam di Pemilu Israel sampai Profil Tentara Arakan
28 Maret 2021, 09:00:00 Dilihat: 274x
Jakarta -- Berbagai peristiwa menarik terjadi di berbagai belahan dunia pada Kamis (25/3) kemarin. Mulai dari Partai Islam Raam meraih kursi parlemen dalam pemilu Israel sampai profil pemberontak Tentara Arakan. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
1. Partai Islam Secara Mengejutkan Raih Kursi di Pemilu Israel
Partai Islam konservatif, Raam, secara mengejutkan memenangkan suara minimal untuk mengamankan kursi di parlemen Israel (Knesset) dalam pemilu, Selasa (23/3).
Hasil penghitungan 90 persen suara menunjukkan Raam memenangkan dukungan yang cukup untuk mengamankan lima kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang.
Pemimpin Raam, Mansour Abbas, merupakan politikus Muslim konservatif. Meski begitu, ia menyatakan tidak menutup peluang partainya bergabung dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika menang lagi pemilu.
Padahal, selama ini partai politik komunitas Arab lainnya di Israel membenci pemerintahan Netanyahu lantaran kerap menjelekkan orang Arab-Israel dan isu konflik dengan Palestina.
2. Tentara Arakan Myanmar, Kelompok Etnis yang Siap Lawan Kudeta
Kelompok pemberontak di Rakhine, Myanmar, Tentara Arakan (AA), menyatakan siap bergabung untuk melawan kudeta militer.
Padahal, Tentara Arakan dikenal sebagai kelompok teroris di era pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Pada Maret tahun lalu, pemerintah Myanmar menetapkan Tentara Arakan sebagai kelompok teroris dan melanggar hukum. Namun status itu dicabut oleh junta militer ketika negara tersebut dilanda kudeta.
Kini, mereka menentang tindakan keras junta militer terhadap demonstran. Sejumlah kelompok bersenjata lain yang terlibat pertempuran di perbatasan juga telah mengisyaratkan dukungan mereka untuk gerakan pro-demokrasi.
Tak seperti kelompok pemberontak lain yang menempati wilayah itu, Tentara Arakan bisa dibilang baru, kelompok itu dibentuk sekitar sepuluh tahun lalu.
Visi yang dimiliki kelompok itu yakni bertanggung jawab penuh atas keamanan orang-orang Rakhine.
Menurut The Times of India, kelompok itu masih rentan secara ekonomi meski memiliki akses ke banyak sumber daya alam. Mereka juga terabaikan secara politik.
Semenjak didirikan hingga kini, Tentara Arakan memiliki 7.000 anggota.
Tentara Arakan muncul sebagai kelompok umat Buddha Rakhine yang ingin mendirikan pemerintahan sendiri di tengah krisis Rohingya, ketegangan Aung San Suu Kyi dan pemimpin Rakhine, serta munculnya kelompok militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).
Sejak 2019 tentara Arakan telah terlibat bentrokan dengan militer dan menewaskan puluhan orang serta menyebabkan 140 ribu warga mengungsi.
3. Saudi Ancam Bunuh Ahli PBB Penyelidik Kasus Khashoggi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengonfirmasi bahwa seorang pejabat Arab Saudi melontarkan ancaman pembunuhan terhadap seorang ahli independen penyelidik kasus kematian Jamal Khashoggi.
Juru bicara urusan hak asasi manusia PBB, Rupert Colville, mengonfirmasi langsung ancaman terhadap Agnes Callamard yang pertama kali diungkap The Guardian ini.
"Kami mengonfirmasi bahwa detail berita Guardian mengenai ancaman terhadap Agnes Callamard memang akurat," ujar Colville kepada Reuters.
Callamard mengatakan kepada The Guardian bahwa ia mengetahui ancaman itu dari temannya. Menurut rekannya, ancaman itu terlontar saat pertemuan antara delegasi Saudi dengan pejabat PBB di Jenewa, Swiss.
Dalam pertemuan itu, para pejabat Riyadh mengkritik hasil temuan Callamard mengenai kasus Khashoggi yang menyatakan bahwa putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), bertanggung jawab atas pembunuhan wartawan The Washington Post tersebut.
Setelah itu, seorang pejabat senior Saudi terdengar berkata kepada orang di sekitarnya untuk bersiap "mengurus dia [Callamard]."
Sumber cnnindonesia.com