Kunjungi Thailand, Menlu Myanmar Dilaporkan Bertemu Retno
28 Februari 2021, 09:00:00 Dilihat: 256x
Jakarta -- Menteri Luar Negeri Myanmar yang ditunjuk oleh rezim militer, U Wunna Maung Lwin, dilaporkan bertemu dengan Menlu RI, Retno Marsudi, di Thailand pada Rabu (24/2).
Maung Lwin dan Retno dikabarkan bertemu setelah keduanya melakukan kunjungan ke Thailand di hari yang sama.
Media lokal Myanmar, Irrawaddy, melaporkan pertemuan kedua menlu terjadi setelah Retno secara tiba-tiba membatalkan kunjungan ke Myanmar.
Koran Thailand, Bangkok Post, juga melaporkan rencana pertemuan kedua menlu tersebut.
Bangkok Post menuturkan Menlu Thailand Don Pramudwinai melakukan pertemuan trilateral dengan Maung Lwin dan Retno.
Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah tidak membantah namun juga tidak membenarkan laporan tersebut. Kata dia, keterangan resmi akan disampaikan begitu Retno tiba di Jakarta malam nanti.
"Kita tunggu saja keterangan Ibu Menlu saat di Jakarta nanti," kata Faizasyah saat dikonfirmasi.
Dia juga mengatakan pagi tadi Retno telah bertemu dengan Menlu Thailand. "Ibu Menlu saat ini sudah dalam penerbangan kembali ke Indonesia."
Sebelum kabar pertemuan Retno dan Maung Lwin beredar, Kementerian Luar Negeri RI telah mengklarifikasi rencana kunjungan Retno ke Myanmar.
Faizasyah mengatakan Retno batal mengunjungi Myanmar akibat situasi saat ini yang tidak memungkinkan.
"Menlu RI membuka opsi melakukan kunjungan ke Naypyidaw untuk mencari solusi di tingkat kawasan dalam hal ini ASEAN. Rencana ini disusun dengan terus mempertimbangkan perkembangan situasi di Myanmar," kata Faizasyah.
"Dengan melihat berbagai perkembangan yang ada saat ini dan setelah berkonsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Myanmar," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Reuters melaporkan, Menlu Maung Lwin mengunjungi Thailand untuk membahas krisis pasca kudeta yang berlangsung di Myanmar.
Seorang sumber pemerintah Thailand mengatakan kunjungan menlu junta militer itu untuk membicarakan upaya diplomatik bersama asosiasi negara-negara di Asia Tenggara untuk menyelesaikan krisis yang terjadi pasca kudeta di Myanmar 1 Februari lalu.
Sumber cnnindonesia.com