Di Depan Menlu China, Retno Minta Negara Hormati Hukum di LCS
17 Januari 2021, 09:00:00 Dilihat: 250x
Jakarta -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan kembali seluruh negara, tak terkecuali China, menghormati hukum internasional dalam bersikap di Laut China Selatan.
Hal itu diutarakan Retno dalam pernyataan pers bersama Menlu China Wang Yi yang ditayangkan virtual usai melakukan pertemuan bilateral di Kemlu RI, Jakarta, pada Rabu (13/1).
"Pentingnya menjaga Laut China Selatan sebagai laut yang damai dan stabil. Dan untuk mencapainya, satu hal yang harus dilakukan semua negara yaitu menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982," kata Retno di sebelah Wang Yi.
Sementara itu, Wang Yi menegaskan China siap bekerja sama dengan Indonesia dan negara ASEAN lainnya untuk segera merampungkan kode etik Laut China Selatan sebagai pedoman seluruh negara bersikap terhadap perairan itu.
"Kami akan bekerja sama dengan negara ASEAN lain untuk secara penuh menerapkan kode etik dan merampungkan konsultasi kode etik tersebut sejalan dengan hukum internasional yang dapat melindungi stabilitas dan perdamaian di Laut China Selatan," kata Wang Yi.
Selain soal Laut China Selatan, Retno menuturkan ia juga meminta China untuk segera memberi perhatian terhadap penyelesaian beberapa isu perlindungan WNI seperti pemulangan anak buah kapal (ABK) yang masih terjebak di kapal ikan Tiongkok, penyelesaian hak-hak ketenagakerjaan para ABK, dan perbaikan kondisi kerja yang aman dan kondusif bagi mereka.
Hal itu diangkat Retno menyusul beberapa kasus eksploitasi ABK WNI di kapal ikan China terjadi pada 2020 lalu.
Namun, Retno menuturkan Indonesia mengapresiasi China atas kerja samanya selama ini dalam membantu pemerintah menangani masalah ABK WNI di Negeri Tirai Bambu.
Wang Yi dan Retno juga turut membahas kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan China dalam pertemuan tersebut.
Retno menuturkan Indonesia menyoroti pentingnya mengatasi hambatan perdagangan, terutama akses pasar bagi ekspor unggulan Indonesia ke China.
Beberapa ekspor unggulan Indonesia terdiri dari produksi perikanan, buah tropis, sarang burung walet, dan kepala sawit.
"Yang kedua yang saya sampaikan dalam konteks kerja sama ekonomi adalah pentingnya terus meningkatkan kerja sama investasi yang berkualitas, bersahabat dengan lingkungan, dan yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia," ujar Retno.
Dalam pertemuan itu, Retno dan Wang Yi turut menyaksikan penandatanganan dokumen feasibility study terkait kerja sama pembangunan Bendungan Lambakan di Kalimantan Timur.
Selain itu, Retno juga mengajak China untuk meningkatkan kerja sama di bidang ketahanan kesehatan menyusul pandemi virus corona yang masih berlangsung sejak awal 2020.
"Ke depan, saya menyampaikan kepada State Councillor Wang Yi, rencana Indonesia untuk membangun ketahanan kesehatan nasional, antara lain, melalui kemandirian industri obat, bahan baku obat dan alat kesehatan. Indonesia bermaksud menjalin kerja sama dengan RRT dan negara lain, terkait rencana ini," ucap Retno.
Sumber cnnindonesia.com