Iran Tegaskan Setiap Serangan AS Akan Direspons Menghancurkan
20 November 2020, 09:00:01 Dilihat: 223x
Jakarta -- Iran menegaskan bahwa setiap serangan Amerika Serikat akan dibalas dengan tanggapan yang menghancurkan.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei untuk merespons rencana Presiden AS Donald Trump untuk menyerang situs nuklir mereka
"Tanggapan ringkas kami selalu bahwa setiap tindakan terhadap rakyat Iran akan ditanggapi dengan tanggapan yang menghancurkan," kata Rabiei pada konferensi pers Selasa (17/11) seperti dikutip dari AFP.
Meski demikian, secara pribadi dia merasa tidak yakin Washington ingin menciptakan ketidakstabilan. "Mungkin ada upaya tetapi tidak berharap mereka ingin membawa ketidakamanan ke dunia dan kawasan."
Trump dilaporkan sempat meminta opsi melancarkan serangan ke situs nuklir utama Iran.
 Kabar tersebut dilaporkan oleh The New York Times pada Senin (16/11).
Trump mengajukan pertanyaan itu setelah laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebut Iran terus menimbun uranium.
Dalam pertemuan di Oval Office Kamis lalu, Trump bertanya kepada beberapa pejabat utama, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley soal apakah dia memiliki opsi untuk mengambil tindakan terhadap situs nuklir utama Iran dalam beberapa pekan mendatang.
Para pejabat senior lantas menghalangi Trump untuk tidak melakukan serangan militer. Mereka memperingatkan bahwa serangan semacam itu dapat meningkatkan konflik yang lebih luas di pekan-pekan terakhir masa kepresidenannya.
Menurut New York Times, target yang paling mungkin dari serangan semacam itu adalah Natanz, di mana IAEA melaporkan persediaan uranium Teheran sekarang 12 kali lebih besar dari yang ditetapkan dalam perjanjian nuklir yang ditinggalkan Trump pada 2018. Perjanjian itu ditandatangani guna mengekang kemampuan nuklir Iran.
Iran sudah sejak lama menjadi objek andalan Trump. Dia kembali memberlakukan sanksi, kemudian memperketatnya lebih jauh setelah keluar dari perjanjian nuklir.
Para mitra AS di Eropa telah berjuang untuk menjaga kesepakatan itu tetap berjalan meskipun ada upaya dari Trump untuk menghentikannya.
Mereka juga berharap akan ada pendekatan diplomatik baru atas kemenangan Joe Biden di Pilpres AS meski Trump lagi-lagi menolak mengakui kekalahan.
Pemerintahan Trump sendiri telah berjanji untuk meningkatkan hukuman yang oleh beberapa kritikus dipandang sebagai upaya untuk membangun "tembok sanksi" yang akan sulit dihancurkan Biden begitu dia resmi menjabat Januari 2021.
Sumber : cnnindonesia.com