Sheikh Abdullah Basfar, Pembaca Alquran yang Ditangkap Saudi
11 September 2020, 09:00:01 Dilihat: 261x
Jakarta -- Otoritas Arab Saudi menangkap ulama sekaligus pembaca Alquran terkenal, Sheikh Abdullah Basfar, pada Agustus lalu.
Sheikh Basfar kini ditahan di Tahanan Hati Nurani (PoC). Namun pihak tahanan tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait alasan dan bagaimana Basfar ditangkap.
"Kami mengonfirmasi penahanan Sheikh Dr. Abdullah Basfar sejak Agustus 2020," tulis akun Twitter Tahanan Hati Nurani, @m3takl_en.
Beberapa orang memuji penahanan ini sebagai bagian dari tindakan keras terhadap ekstremisme di kerajaan. Upaya itu sejalan berdasarkan rencana Putra Mahkota Saudi, Mohamed Bin Salman, untuk menghapus identitas agama di Arab Saudi.
Dilansir Middle East Monitor, Basfar merupakan seorang profesor di Departemen Syariah dan Kajian Islam di King Abdul Aziz University di Jeddah. Dia juga mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Kitab dan Sunnah Dunia.
Melansir Islam Zoom, ulama bernama lengkap Abdullah Ibn Ali Basfar itu merupakan qari sekaligus imam terkenal asal Arab Saudi. Dia menerima gelar Sarjana Studi Islam di King Abdul Aziz University, Jeddah, pada 1406 Hijriah.
Beberapa tahun kemudian, Basfar mengawali kariernya sebagai seorang Imam dan Khatib masjid Mansour El Shaabi di Jeddah. Setelah itu, otoritas Islam memberinya ijazah Imam dan Khatib.
Laporan tentang penahanan Basfar bertepatan dengan laporan penahanan Sheikh Saud Al-Funaisan yang ditangkap pada Maret. Al-Funaisan adalah seorang profesor universitas dan mantan Dekan Fakultas Syariah di Universitas Al-Imam di Riyadh.
Sejumlah besar warga Saudi mengungkapkan kemarahan mereka atas penahanan tersebut. Mengutip seorang warga Saudi di Twitter, surat kabar daring, Rai Al Youm, mengungkapkan "Elite yang kita butuhkan ada di penjara".
"Ulama kami ditahan secara sewenang-wenang, sementara orang-orang tidak penting menikmati kebebasan dan menyebarkan korupsi di negara ini. ini adalah kampanye terbuka untuk menyingkirkan Islam dan menyebarkan kejahatan di tanah Haramin," cuit akun Twitter warga Saudi lainnya.
Sejak 2017, ketika putra mahkota mengambil alih kekuasaan, dia telah menindak sejumlah ulama, jurnalis, akademisi, dan aktivis dunia maya atas pandangan kritis mereka tentang cara dia memerintah dan rencana untuk mensekulerkan negaranya.
Sumber : cnnindonesia.com