Hamas Umumkan Kesepakatan Akhiri Baku Tembak Gaza-Israel
05 September 2020, 09:00:08 Dilihat: 222x
Jakarta -- Penguasa Gaza, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar untuk mengakhiri baku tembak lintas batas dengan Israel.
Baku tembak ini telah terjadi lebih dari tiga pekan. Setelah pembicaraan dengan utusan Qatar Mohammed el-Emadi kesepahaman dicapai.
"Kesepahaman telah dicapai untuk mengakhiri agresi (Israel) terhadap rakyat kami," kata kantor pemimpin Gaza di wilayah Palestina Yahya Sinwar dikutip dari AFP, Selasa (1/9).
Dalam eskalasi terbaru, Israel telah mengebom Gaza hampir setiap hari sejak 6 Agustus. Aksi ini sebagai tanggapan atas roket yang diluncurkan melintasi perbatasan.
Pemadam kebakaran mengungkap bom api telah memicu lebih dari 400 kebakaran dan merusak sebagian lahan pertanian di Israel selatan. Delegasi Mesir telah bolak-balik antara kedua belah pihak untuk mencoba menengahi pembaruan gencatan senjata informal.
Gencatan tersebut berisi Israel yang berkomitmen untuk meringankan blokade di Gaza dengan imbalan ketenangan di perbatasan. Hal itu diikuti oleh Emadi, yang juga mengadakan pembicaraan dengan pejabat Israel di Tel Aviv.
Satu sumber Hamas mengatakan kepada AFP bahwa telah terjadi penghentian total terhadap serangan balon dan serangan lainnya terhadap Israel.
Penghentian ini sesuai kesepakatan dengan faksi-faksi lain di jalur pantai, yang menampung sekitar dua juta orang.
"Pasokan bahan bakar akan kembali dan pembangkit listrik akan dimulai kembali mulai Selasa," kata sumber itu.
Larangan hukuman yang diberlakukan Israel pada pengiriman bahan bakar memutus pasokan listrik menjadi hanya empat jam sehari, dipasok dari jaringan Israel.
Bantuan keuangan dari Qatar yang kaya gas telah menjadi komponen utama dari gencatan senjata yang pertama kali disepakati pada November 2018 dan diperbarui beberapa kali sejak itu.
Israel juga telah setuju untuk mengambil langkah-langkah lain untuk mengurangi pengangguran lebih dari 50 persen di Gaza, tetapi ketidaksepakatan atas implementasi telah memicu gejolak berulang kali.
Gejolak ini meningkat menjadi konflik besar-besaran pada 2008, 2012 dan 2014, dan mediator telah bekerja untuk mencegah perang baru.
Sumber : cnnindonesia.com