Sebuah video yang diunggah di laman Youtube memicu gelombang keprihatinan dari jutaan pengguna media sosial. Video itu berisi ajakan untuk menghentikan tindak tanduk pemimpin pemberontak Uganda yang kerap menculik anak-anak dan menjadikan mereka tentara.
Baru lima hari video berjudul "Kony 2012" itu terpampang di Youtube, lebih dari 40 juta orang telah menyaksikannya. Sebanyak 445.000 pemilik akun Facebook me-"like"nya. Di media sosial Twitter, para selebritis, sebut saja Justin Bieber, Will Smith dan J.K Rowling membicarakannya, membuat topik menjadi trend. Satu tweet oleh P.Diddy tercatat sudah dire-tweet sebanyak 57.000 kali.
Dilansir USA Today, Jumat 9 Maret 2012, Film berdurasi hampir setengah jam tersebut dibuat oleh Jason Russell, pemimpin lembaga non-profit Invisible Children. Melalui video itu, Russell coba memberitahukan kepada dunia kejahatan Tentara Pertahanan Tuhan (LRA) Uganda yang dipimpin oleh Joseph Kony.
Kony adalah penjahat kemanusiaan yang menjadi buronan internasional. Dia dikatakan telah meneror warga Uganda, menculiknya, memutilasi dan membunuh puluhan ribu anak-anak dan dewasa. Dia dikelilingi oleh para tentara cilik dan budak-budak seks.
Para tentara anak-anak ini diculik dan ditempa menjadi serdadu kejam yang bahkan tega membunuh orangtua mereka sendiri. Diperkirakan, sudah 30.000 anak Uganda menjadi tentara, budak seks dan korban kebiadaban tentara Kony. Jika berusaha kabur, bisa dipastikan kepala mereka melayang.
Russell menceritakan pengalamannya pada 2003 ketika bertemu salah satu mantan tentara cilik. Adalah Jacob, salah seorang yang berhasil lolos dari cengkeraman Kony. Sayangnya, kakaknya tertangkap kembali, dan dibunuh.
"Kakakku tertangkap ketika berusaha kabur, dia dibunuh dengan panga (parang). Lehernya dipotong," kata Jacob.
Jacob yang bercita-cita menjadi pengacara berhasil kabur dan ditampung bersama ratusan anak lainnya di Uganda utara. Kepada Russell dia mengaku putus asa karena hidup sebatang kara dan lebih memilih mati. Namun, dia bertahan dan saat ini masih berteman baik dengan Russell.
Video ini menginformasikan masih banyak anak-anak yang berada di tangan Kony. Russell coba mengenalkan Kony kepada dunia, dengan harapan dapat segera menghentikan kejahatannya. Bersama dengan Invisible Children, Russell mengumpulkan donasi dengan menjual T-shirt, gelang dan poster. Uang hasil penjualan dipergunakan untuk pendidikan dan keamanan anak-anak di Afrika Tengah serta untuk kampanye advokasi di AS untuk masalah ini.
Kony sendiri saat ini tengah diburu oleh pemerintah Uganda dan tentara bantuan Amerika Serikat. Oktober tahun lalu, dilansir Reuters, Obama mengumumkan pengiriman 100 tentara khusus ke Uganda untuk membantu dan memberikan arahan untuk tentara setempat.
LRA terbentuk pada 1987 sebagai gerakan pemberontakan Ekstremis Kristen di Uganda Utara, Sudan Selatan, Kongo dan Republik Afrika Tengah. Beranggotakan sekitar 3.000 orang, LRA telah melakukan pembunuhan puluhan ribu penduduk. Kony mengklaim dirinya sebagai juru bicara Tuhan dan perantara Roh Kudus. Pengikutnya percaya, dia bisa memiliki banyak wujud.
Video "Kony 2012" bisa disaksikan di tautan ini.
• VIVAnews