Indeks di sejumlah bursa saham Asia di awal pekan terakhir Maret 2012 mengalami kenaikan. Bursa Asia terus berusaha menguat setelah sepekan sebelumnya dihantui oleh kekhawatiran dampak perlambatan ekonomi China dan penguatan nilai tukar euro yang terbesar sejak 3 pekan terakhir.
Seperti dikutip laman reuters.com, Senin, 26 Maret 2012, indeks MSCI Asia Pasifik diluar Nikkei Jepang menguat 0,3 persen. Akhir pekan lalu, MSCI Asia melemah 1,6 persen.
Sementara dari bursa saham Jepang, indeks Nikkei N225 menguat 0,3 persen setelah akhir pekan lalu bertahan di level 1,2 persen.
Pada tahun 2012, pasar keuangan Asia sebetulnya mulai menguat. Sayangnya, penguatan itu terganggu oleh perkiraan turunnya pertumbuhan ekonomi China menjadi 7,5 persen pada pertengahan Maret 2012.
Dari bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, penguatan indeks terjadi pada akhir pekan lalu. Kenaikan indeks dipicu penguatan saham perusahaan tambang tembaga Chile, Coldelco, yang mengalami pertumbuhan pendapatan dan produksi.
"Kemungkinan masih akan ada aksi pembelian saham sektor pertambangan setelah mereka menunjukan kinerja terbaik di New York," kata Equity Ganeral Manager dari SMBC Nikko Securities, Hiroichi Nishi.
Dari bursa komoditas dunia, harga tembang tercatat menguat 0,4 persen ke level US$8.410 per ton. Sementara harga minyak mentah jenis brent turun 0,1 persen ke level US$125 per barel. Penurunan juga terjadi pada minyak mentah AS yang melemah 0,2 persen ke level US$106,70 per barel. (ren)
• VIVAnews