Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, mengatakan sebaiknya Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak diberikan jika harga bahan bakar minyak benar-benar dinaikkan. Sebab, pemberian BLT dinilai mempunyai sejumlah dampak buruk.
"Di samping kelebihannya, bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) juga ada beberapa kelemahan," kata Romahurmuziy saat berbincang dengan VIVAnews.com, Kamis 15 Maret 2012.
Menurut Romy, sapaan akrab Romahurmuziy, pemberian bantuan tunai itu memang bisa mengurangi beban masyarakat akibat kenaikan bahan pokok. Namun, di sisi lain, bantuan tunai itu bisa melambungkan inflasi. "Karena menambah signifikan jumlah uang beredar," ujar Romy.
Selain itu, tambah dia, bantuan tunai kurang memberi stimulus pada pertumbuhan ekonomi. Karena sifatnya konsumtif, bukan prooduktif. "Antrean panjang pengambilan BLSM juga mengesankan ekonomi nasional sedang krisis, padahal tidak," kata Romy.
Romy menambahkan, partainya baru akan menyampaikan sikap resmi terkait keputusan kenaikan harga BBM itu dalam rapat di DPR mendatang. Sejauh ini, PPP masih mempertimbangkan tiga opsi terkait harga BBM ini.
Pertama, menunda kenaikan sampai 2013 atau 2014 sambil menyiapkan infrastruktur konversi BBM ke BBG. Kedua, menolak kenaikan. Ketiga, menerima dilaksanakan kenaikan BBM mulai 1 April 2012 dengan besaran kenaikan yang sesuai kewajaran disertai kompensasi untuk kegiatan ekonomi produktif, bukan hanya bersifat konsumtif. "Bagi PPP, dalam hal terjadi kenaikan BBM sebagai solusi terakhir," kata Romy.
Terkait rapat partai koalisi yang tergabung dalam Sekrteratiat Gabungan di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu malam 14 Maret 2012, Romy mengatakan bukan sebagai forum pengambilan keputusan.
"Karena pada dasarnya setgab adalah forum komunikasi. Itu adalah forum sambung rasa di antara pimpinan parpol koalisi dengan SBY. Sebagai pertemuan parpol koalisi, tentu ada harapan SBY tentang etika koalisi yang sepatutnya menjadi landasan kebersamaan," kata Romy.
• VIVAnews